Selasa, 11 Juni 2013

Kris Love Letter | Vignette




A Fanfiction By Syifauziah



Tittle : Kris Love Letter || Cast : Kris [EXO M] Sehun [EXO K] Kai [EXO K] and more
Duration : One Shoot ||Genre : Comedy (I Hope so) & Friendship (I hope this one) || Rating : T
Summary : Bagaimana kalau kita mencuri surat cinta Kris?

A/N : In Here, Sehun and kai will be a naughty and super cute kid.

 Disclaimer : This story belong to me. Don't be a plagiarizm

Inspiration : Komik Monika
 

“Cepat sedikit Kai ! Kau ini lelet thekali..” Ujar Sehun mempercepat langkahnya.

“Iya – iya sabar.  Bawel !” Dengus Kai.

Langkah kaki kecil mereka semakin cepat ketika halaman rumah Kris yang mereka tuju sudah terlihat. Kali ini mereka mencoba untuk mengisengi Kris—dengan mencuri Ace—Yang notabene merupakan boneka kesayangan Kris. Kris adalah ketua geng penguasa jalanan di komplek mereka. Dengan umurnya yang sudah mencapai  7 tahun dan perawakannya yang tinggi. Tidak ada satupun dari anak-anak disekitar komplek yang berani melawan Kris. Kecuali 2 bocah yang tak pernah berhenti mencuri Ace dari tangan Kris itu—Sehun & Kai.

Kini mereka sudah sampai tepat dibawah jendela kamar Kris.

“Ah, ini dia.” Ujar Sehun mengeluarkan sehelai kertas dari celana pendeknya.

“Apa itu?” Tanya Kai memandangi kertas itu.

“Ini Rencana kita. Rencana terhebat yang pernah Oh Thehun buat.” Ucap Sehun membanggakan dirinya sendiri dengan mata yang berbinar-binar.

“Oh, kalau begitu. Bacakan.”  Perintah Kai. Kai seumuran dengan Sehun. Namun ia terlihat sedikit (sedikit) lebih dewasa dari Sehun.

“Ekhmm..Ekhmmm.” Sehun mengetes tenggorokannya.

“Cepat bodoh!!” Ujar Kai tidak sabaran lalu menjitak kepala Sehun.

“Iya-iya. Tidak Thabaran thekali.” Ujar Sehun membetulkan rambutnya yang rusak. Padahal ia sudah susah payah selama setengah jam untk merapikannya dengan Gel milik kakakknya . Ah, benarkah itu Sehun??


“RENCANA NO 125!!!” Sehun membaca judulnya. Sudah 125 kali kau mencoba mencuri Ace dari Kris?? Oh kai & Sehun..

“Kita ambil Ace lalu kita lari..” Ujar Sehun lalu tersenyum puas.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hening

.

.

.

.

.

.

“Lalu???” Tanya Kai.

“Lalu apanya??” Sehun balik bertanya.

“APA YANG KITA LAKUKAN SETELAH KITA LARI DARI SINI?????” Tanya Kai setengah 
berteriak.

“Tidak ada, rencananya Cuma sampai disitu.” Ucap Sehun lalu menunjukkan kertasnya pada Kai.
Kai menepok jidatnya pasrah.  Rencananya lebih parah dari yang ia duga.

“Hhh, lalu kalau kita kena pukul bagaimana??” Tanya Kai lagi. Terakhir kali mereka mencuri Ace dari Kris, mereka mendapatkan pukulan dari Kris dengan jumlah yang sangat banyak.

“Tidak akan. Rencana ini adalah rencanaku yang tak terkalahkan. Maha karyaku yang terhebat.” Ujar Sehun menunjukkan “Maha Karyanya” Ke depan wajah Kai.

“Terserah kau.” Ucap Kai tak peduli. “Cepat!! Ayo kita masuk lewat jendela.”

Mereka berdua mengintip ke dalam kamar Kris lewat jendela kamar. Setelah merasa aman dan menganggap bahwa Kris sedang tidak berada di kamar. Mereka berdua masuk ke dalam kamar. Berhubung mereka pendek dan tidak tinggi. Mereka berusaha saling membantu untuk menaiki bingkai jendela agar dapat masuk ke dalam kamar Kris.


Mereka berhasil masuk dengan mulus. Walaupun denga sedikit keributan. Sehun menginjak kaki Kai dan Kai tidak sengaja menjambak rambut Sehun untuk berpegangan, membuat rambut Sehun berantakkan sekali lagi. Mereka berdua mencari keberadaan Ace.

Ace tergeletak dengan manis di meja belajar Kris.


“Itu Ace !” Seru Kai. Sehun mengekor Kai menuju meja belajar untuk mengambil boneka Kesayangan Kris itu.

“Apalagi ini??” Ujar Kai. “Kris memakaikan Ace kaca mata dan Syal. Bodoh.” 

“Kaca mata milik hyungku lebih keren dari ini.” Tambah Sehun.

Sehun hendak mengambil Ace, namun matanya menangkap hal lain.

“Hey Kai. Tunggu, Apa ini??” Ujarnya lalu mengambil sebuah Kertas yang menyita perhatiannya. 

“Ihhhh, kertasnya berwarna pink..” Ucap Kai bergidik.

Sehun membaca isi dari kertas itu.


“Dear my Love. Cinta dan Sayangku Tiffany…”


“APPAAAA??” Kai berteriak mendengar Sehun membaca isi kertas itu. “Tiffany anak komplek sebelah?? Yang pelihara anjing herder di halamannya??”

“Sejak kapan Krith nakthir Tiffany??” Tanya Sehun.

“Entah, aku juga baru tahu.”

Tiba-tiba Ide lain bermunculan dari kepala Sehun. Entah berapa ratus bohlam lampu yang menyala terang dari kepalanya.

“Bagaimana kalau kita mengambil ini thaja.” Tanya Sehun.

“Kita kan kesini mau ngambil Ace, gimana sih??” Ujar Kai tak terima.

“Ace itu masa lalu. Aku berubah pikiran.” 

“Ckckck, dasar anak kecil. Sering sekali berganti pikiran.” Ucap Kai geleng-geleng kepala.

Sehun menghela nafas lalu mendorong Kai ke depan cermin di kamar Kris yang sangat besar.

“Lihat! Kau juga anak kecil, bodoh !” Ujar Sehun. Masih menggenggam surat Kris dengan penuh semangat.
“Oh iya, aku lupa.” Ujar Kai sambil garuk-garuk kepala.

Kai memakai baju biru dan celana kodok berwarna kuning cerah. Masih tidak percaya jika kai adalah anak-anak??

Sehun memakai baju merah dengan gambar pororo di depannya. Dan memakai sandal bergambar ultraman.Masih tidak percaya mereka adalah anak-anak???



“Urin do isang nuneul maju haji anheulkka.. Sotong haji anheulkka.. Sarang haji anheulkka…Eh.. Geurae ulf naega ulf Auuuuuuuu, saranghaeyoooo…”



“Itu suara Kris, itu suara Kris.”  Ujar Sehun panik. Ia berlarian ke seluruh penjuru kamar Kis.

“Lalu bagaimana?? Apa yang harus kita lakukkan??” Tanya Kai lalu ikut melakkukan apa yang Sehun lakukkan.

Jadilah mereka. Berlarian keseluruh penjuru kamar Kris.



Cklekk


Pintu kamar Kris terbuka. Sehun segera meletakkan surat itu di meja. Dan bersembunyi di bawah meja bejar Kris. Sedangkan Kai, ia buru-buru meloncat ke luar lewat jendela.

Kris mengambil surat cintanya yang tergeletak diatas meja

“Nanti sore aku harus segera mengirimnya lewat pos.” Gumam Kris mengelus-ngelus surat itu. Oh Kris, 
rumah Tiffany hanya berada dikomplek sebelah yang berbeda 2 blok dari rumah mu. Oh Kris yang benar saja.

Sehun yang masih berada dikolong meja sangat berambisi untuk mengambil surat itu.

“Oh iya, aku lupa memberinya pita.” Ujar Kris. Lalu ia pergi keluar dari kamar.

Sehun keluar dari persembunyiannya lalu berbisik kepada Kai.

“Hhhh, leganya. Kai, apa kau disana?” Tanya sehun melongok ke jendela.

“Aku disini.” Ujar Kai berdiri. Lalu berusaha masuk kembali ke kamar Kris.

Dan sehun membantu Kai untuk masuk.


“Ini dia pitanya..” Ujar Kris sambil bersenandung. Dia kembali memasukki kamarnya lagi.

Sehun segera menjatuhkan tubuh Kai yang hampir saja mencapai bingkai jendela dan bersembunyi lagi dikolong meja belajar Kris.

“Aaaaaauuuuu…” Jerit kai. Tubuhnya baru saja dilempar oleh Sehun dari jendela.

“Siapa disana??” Ujar Kris berlari menuju jendela.

“Guk..guk..guk…” Kai mengikuti suara anjing dari bawah jendela kamar Kai.

“Ah, itu kau monggu? Ah, anjing Kai yang periang..” Ujar Kris lalu kembali ke kegiatan awalnya lagi.


Kris memberi sentuhan pita pada surat cintanya untuk Tiffany. Dan tersenyum seperti orang gila.

“Ah, sentuhan terkahir. Parfum !! Dimana aku menaruhnya ya??” Kris mencari-cari keberadaan botol Cologne yang diberikan mamanya dua minggu lalu. 

Kau menyemprotkan Cologne untuk surat cintamu Kris??

“Nah itu dia.” Kris mendapati Botol colognenya tergeletak di kolong meja belajarnya.


Dan Sehun juga ada dibawah sana. Keringat mengalir dari pelipis Sehun. Jika Kris mengambil botol colognenya dari sana. Sehun…


Kai yang melihat hal tersebut dari jendela tidak membiarkannya.
“JANGGAANNNN!!!!”

“Apa itu?? Siapa yang berteriak??” Ujar Kris lagi lalu berlari kea rah jendela.


“Guk..guk..gukkk…” 


“Ah. Monggu… Anjing itu.. Begitu lincah dan Riang.” Ujar Kris tidak mempermasalahkan hal itu lagi.

HHhh. Hampir saja aku ketahuann—Ini Sehun yang berkata dalam hati.

Aku selalu dikira Anjing—Ini kata Kai.

Kenapa Tiba-tiba Monggu berada dipekarangan rumahku??—Ini jelas pemikiran Kris.

Akhirnya Kris menghempaskan dirinya ke kasur. Memainkan PSP baru yang dibelikan papanya kemarin.
Kai dari jendela mengisyaratkan Sehun untuk keluar dari sana. Namun Sehun bersikeras untuk mengambil surat itu juga.

Akhirnya, Kai mengacungkan jarinya. Menghintung mundur.

“3—“

“2—“

“ 1”

Sehun keluar dari kolong meja, mengambil surat itu dari meja belajar dan bergegas loncat dari jendela di bantu Kai.

“Ya! Kris, kami mengambilnya darimu..!!” Teriak Sehun dan kai lalu mereka berlari.

“SEHUN!! KAI!! Jangan ambil ACE atau kau tidak akan selamat !!!” Ujar Kris. Namun ia masih melihat ACE masih berada ditempatnya, tidak berubah sesentipun.

“Sebenarnya apa sih mau mereka.” Ujar Kris lagi.

Ia tidak menyadari.  Surat cintanya unuk tiffany menghilang.



“Haha. Kita mendapatkan thurat cinta KRITH!!!” Ujar Sehun senang, sambil berlari melambai-lambaikan surat itu diudara.

“Iya, Tadinya aku ingin mengambil Ace juga.” Ucap Kai.

“Tidak perlu, ini thudah cukup.” Ujar Sehun .“Kita bisa memerath Kris.” 

“Apa maksudmu??” Tanya Kai.

Sehun memutar bola matanya. Mendengus malas. Dan bertanya kepada tuhan. Kenapa temannya tidak mengerti juga.

“Krith pathti tidak mau kan kalau kita thebar berita ini, Lalu dia akan melakukan thegala cara untuk membuat kita tutup mulut.” Jawab Sehun.

“Seperti memberikan gelar penguasa komplek ke kita??” Tanya Kai dengan mata berbinar-binar. Akhirnya dia mengerti juga. Tuhan mengambulkan doa Sehun.

“Kita??? Kau lupa?? Ini kan ideku!! Rencana terbaikuu!!” Ujar Sehun marah.
 
“Lalu aku dapat apa? Kita kan melakukkannya bersama??” Tanya kai.

“Kalau kau mau, kau bisa kuathai gang dibelakang jalan rumah Luhan. Kalau tidak mau ya thudah.” Ujar Sehun sibuk dengan surat cinta Kris.

“Iya deh, gapapa.” Ujar Kai pasrah.

“Thiapa thuruh hari gini kirim thurat. Kalau dia mau aman pake e-mail aja kali. Nenek moyangku dari jaman dinothauruth aja ga main thurat-thuratan. Dia pake kakao talk.” Ujar Sehun ngawur.

Pada Jaman dinosaurus Kakao talk telah diciptakan. Oke. Ini menurut Sehun.


Tiba-tiba Xiumin menghampiri mereka.

“Sehun, apa itu??” Tanya  Xiumin.

“Apanya??” Sehun balik Tanya. Pura-pura bodoh.
 
“Itu kertas yang kamu pegang.” 

“Bu Bu Bukan apa-apa.” Jawab Sehun dengan tergagap.

“Apa itu resep masakan yang enak sampai aku gaboleh lihat??” Tanya Xiumin dengan tatapan menyipit.

Oh. Xiumin sangat suka resep masakan. Ia memiliki banyak koleksi resep masakan dan ia akan memberikannya kepada ibunya.

“I.. I ..iya ini resep masakan.” Jawab Sehun salah jawab. Oh Sehun come on.
Kai menepok jidatnya..

“Aku mau resep masakannn!!!!” Ujar Xiumin. Berteriak dengan antusias.

Kai menarik tangan Sehun untuk berlari.

“Lari bodoh !!!” Ujar Kai. “kenapa kau bilang itu resep masakan??”

“Tidak tau, terucap begitu thaja dari mulutku.”

“Hey, Xiumin!! Kamu sedang apa??” Tanya Luhan ang sedang bermain dikotak pasir di taman komplek bersama Chen.

“Itu, Sehun dan kai punya resep makanan yang gaboleh aku lihat!!” Ujar Xiumin lalu kembali berlari.

“Chen ayo kita ikuti mereka.” Ujar luhan mengajak Chen.

“Ayo.” Ucap Chen mengiyakan.


Sampai akhirnya seluruh anak komplek mengejar sehun dan kai karena penasaran dengan kertas yang dipegang oleh Sehun dan Kai.

“Itu kertas apa sih??” Tanya Baekhyun mengejar mereka berdua dengan sepeda.

“Aku tidak tahu, kau pikir itu apa??” Chanyeol balik bertanya.

“Xiumin bilang itu resep masakan.”Ujar Kyung Soo.

“Aku tidak percaya kalau itu resep masakan.” Ucap Tao .





“Heyyy, kenapa anak satu komplek mengejar kita??” Ujar Sehun masih terus berlari.

“Ini semua gara-gara xiumin!!” Tambah Kai.

“Iya, ini kan hanya surat Cinta Kris.” Ujar Sehun lagi.

Upsss. Sehun tidak sengaja, ia keceplosan.

“Oh, jadi itu surat cinta kris??” Tanya Lay.

“Untuk siapa???” Tanya suho.

“Bacakan dongg!!!” Ujar Baekhyun.

“Iya, cepat bacakan!!” Tambah Chanyeol.


“Engg, sebaiknya kamu bacain deh.” Ujar Kai.

“Kita batal jadi geng penguasa jalanan??” Tanya Sehun murung. Ambisinya untuk menjadi geng penguasa jalanan komplek sirna sudah.

“Itu lebih baik dari pada di pukul anak-anak satu komplek.” Ucap Kai.

“Oke. Oke.. aku bacain....” Ujar Sehun pasrah.

Sehun mengetes tenggorokannya. “Ekhmmm…Ekhmmm”

“Dear my Love. Cinta dan Sayangku Tiffany…”

“Haahhh??” Ujar anak-anak satu komplek serempak.

“Yahhh, semua orang tau kali Kris suka sama Tiffany.” Ujar Baekhyun membalikkan arah sepedanya.

“Aku sudah tau berita itu sejak sebulan yang lalu.”Ujar Chanyeol.

“Ahh, berita basi.” Ucap Xiumin kecewa. Padahal ia berharap dan menghabiskan pandangannya untuk melihat resep masakan yang enak.

“Iya, berita ga update lagi deh.” Ujar Chen.

Anak-anak satu komplek membubarkan diri mereka karena kecewa mendengar berita yang sudah basi  dan tidak cetar badai halilintar lagi.

“Kita dari tadi capek-capek lari-lari. Dan semua orang udah tau kalo Kris suka sama Tiffany. Hhh.” Ujar Sehun tak percaya. Iya kira, semua orang belum ada yang mengetahuinya, dan ia dan kai yang mengetahui berita hebat itu pertama kali—yang akhirnya mereka ketahui adalah berita basi.

“Huuu, menyebalkan..” Ujar Kai menendang batu yang ada di depannya.

“Tunggu kai, kamu denger thetuatu gak?? Kaya suara tiang listrik jatuh dari langit??” 


Swiiinngggggg…


Kris datang lalu menubruk tubuh mereka berdua. Menimpa 2  tubuh krempeng tersebut.

“Aku ga percaya kalian memberitahu yang lain kalau aku suka Tiffany..” Ujar Kris menjitak mereka berdua.

“Kris, itu sudah menjadi rahasia umum. Semua orang udah tau Kris.” Ujar kai.

“Ini.. ini thurat kamu kris.” Ujar Sehun memberikan surat yang sudah lecek itu kepada Kris.

“Surat apa??” Tanya Kris heran.

“Surat kamu buat Tiffany.” Jawab Sehun.

Kris mengambil kertas itu dari tangan Sehun.

“Loh, ini kan emang surat aku. Trus yang tadi aku kirim lewat pak pos itu apa??”



“Tiffanyyyy, ini ada surat” Teriak mama Tiffany.

Tiffany menghampiri mamanya, matanya terlihat berbinar karena baru pertama kali ia mendapatkan surat dari seseorang . Ia  segera membuka dan membaca suratnya.

“RENCANA NO 125 !! Kita ambil Ace trus kita lari.”

Hening.
.

.

.

.

.END.

Author’s note :  Kasian Kris, masa surat yang ke kirim rencananya Sehun xD
Anak-anak satu komplek pada kepo banget yaa, liat satu helai kertas doang.
Oh iya, pas part Kris nyanyi lagu MAMA itu kok Korea ya?? Dia Kan M ya?? -__- Udahlah biarin aja XD
Sehun sama Kai iseng banget nih, tapi kesannya kai nurut banget sama Sehun xD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar